Musim semi telah datang. sinar matahari lambat laun menghangatkan kota yang dingin ini. gunungan-gunungan es di tepi jalan mulai mencair perlahan-lahan. burung-burung pun sepertinya sedang bahagia menyambut datangnya musim semi setelah 3 bulan dingin berkuasa. namun, wajah itu masih tidak pergi juga dari ingatan ini.
perjalanan menuju rumah hanya tinggal beberapa ratus meter lagi. ah, kenapa aku harus kembali ke rumah itu. aku tidak ingin hangatnya rumah itu. aku tidak ingin berada dalam kenyamanan yang tersedia di rumah kayu super mewah itu.
suara pintu yang berderit seolah rumah ini menyambutku dengan senang. ruangan-ruangan yang penuh dengan perabotan dan hiasan memanggilku untuk singgah. namun aku gerah dan tak ada nafsu untuk menghuni tempat ini lagi. tak tahan dan aku kembali lagi ke luar rumah. emosi dan air matapun sepertinya tidak ingin meninggalkanku.
"Bona, kamu di mana? Kalau butuh temen, dateng aja ke rumahku. Pintu rumahku selalu terbuka kok buat kamu. Pina".
sms dari Pina, teman satu kampus membuyarkan pikiranku. aku hapus air mataku dan ku alihkan pandanganku pada sekeliling taman ini.
masih dingin. dan mungkin akan terus terasa dingin meski matahari menerpakan sinarnya yang hangat pada muka yang pucat ini.
hari mulai petang, dan mungkin aku harus singgah di rumah Pina untuk malam ini. mungkin di sana aku setidaknya bisa mendapatkan sedikit kehangatan. aku mulai beranjak dari bangku taman dan selagkah demi selangkah aku ucapkan sampai jumpa pada taman ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar