Kamis, 04 Agustus 2011

Asal bahagia, semuapun terasa mudah

ce

Asal bahagia, semuapun terasa mudah

Oleh : Rizki Dwi Wahyu Kurniawan

Pagi ini saya begitu lelah, hingga enggan untuk beranjak dari tempat tidur. Ketika lelah mood saya memang selalu turun sehingga saya hari ini menjadi malas untuk melakukan apa-apa. Mau makan, mandi, olahraga, mengobrol dengan teman dan apa saja terasa tidak enak.

Pernahkah saudara-saudaraku merasakan yang sama? Merasa malas dan enggan untuk melakukan apa-apa di hari-hari yang Allah berikan kepada kita.

Namun, Saya berfikir bahwa rugi besar jika saya hari ini hanya bermalas-malasan tanpa melakukan sesuatu. Padahal hari ini Allah meberikan saya kenikmatan sehat dan waktu luang. Hari ini adalah hari yang baru yang hanya datang sekali. Apakah pantas untuk disia-siakan? Namun, disisi lain saya juga tidak mood untuk beraktivitas.

Alhamdulillah, saya mencoba untuk membuat hati saya senang terlebih dahulu. Saya berkata pada diri saya bahwa hari ini adalah hari terindah dan saya harus menikmatinya. Setelah itu saya memulai dengan kegiatan yang sangat ringan dan menyenangkan hati saya yaitu mendengarkan musik ceria dan ikut bernyanyi. Tidak lama waktu yang dibutuhkan ternyata untuk menyiapkan hati yang ceria.

Apa yang terjadi setelah itu? Setelah suasana hati saya ceria, saya tidak menjadi malas lagi. Justru saya sangat bersemangat untuk melakukan aktivitas di pagi hari ini. Rasa lelah yang saya rasakan seolah hilang dengan begitu saja.

Saudara-saudaraku. Kita memang di dunia ini mengejar sesuatu untuk dicapai. Namun salah kita berfikir bahwa dengan mencapai apa yang kita inginkan (sukses) maka kita akan bahagia. Saya sadar ini salah ketika saya menemukan kata mutiara yang mengatakan bahwa kita harus bahagia untuk mencapai sukses. Ya, jika kita bahagia, untuk melakukan apapun kitapun siap dan sangat bersemangat untuk menjalaninya.

Ada seorang kakak teman saya yang bukan penulis. Namun tulisannya begitu menarik dan fresh. Ketika saya tanya bagaimana dia bisa menulis demikian padahal dia bukanlah seorang siswa jurnalist, dia menjawab bahwa dia menulis dengan hati. Hati yang senang dan gembira.

Saat itu saya sadar bahwa semua itu dari hati. Hati yang gembira maka akan memberikan dampak positif bagi orang itu. Saya sadar juga bahwa saya selama ini sering bermalas-malasan karena saya sering tidak mood terlebih dahulu. Kemalasan ternyata bukan karena tidak adanya aktivitas menarik untuk dijalani melainkan karena hati yang tidak siap. Semenjak itu saya berusaha untuk membuat hati ini tetap senang dan gembira.

Saudara-saudaraku, mempersiapkan hati gembira dan ceria untuk hari yang baru lebih penting daripada kita mempersiapkan diri untuk melakukan pencapaian sesuatu (target) di hari yang baru itu. Kita mempersiapkan hati, berarti kita mempersiapkan diri untuk menerima takdir Allah SWT. Apapun yang terjadi namun jika hati ini tetap bahagia, ceria dan senantiasa bersyukur maka kita tak akan pernah merasa rugi atau menyesal di akhirnya. Gagal atau tidaknya, kita tetap puas dengan diri sendiri karena kita telah berhasil melalui dan menjalani sebuah proses dengan penuh semangat. Karena semua itu tidak dinilai dari hasilnya namun dari bagaimana usaha kita. Selalu peliharalah hati yang sehat dan ceria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...