Kamis, 03 November 2011

tidak cukup menjadi seorang pembantu

pemalu, penakut, badan kecil, lemah. sekilas saya gambarkan tentang sifat sebagai seorang saya. dalam kehidupan sehari-hari ini saya lebih suka untuk menjadi figuran. menjadi seorang yang tidak terlalu berperan penting di tengah kehidupan sosial. selain karena memiliki sifat-sifat itu, saya juga ingin hidup damai tanpa ada yang membuat saya merasa tidak nyaman berada di tengah lingkungan ini.

jika saya bermain di sebuah film, saya ingin menjadi pembantu saja. mengapa? karena saya tidak ingin ribet seperti pemeran utama yang di dalam film itu selalu dihadapkan masalah ini dan itu.


lagi-lagi dikritik oleh seorang guru besar saya (hehehe). di dunia perfilman gaji seorang figuran sedikit dan diskenario Tuhan pahalannya sedikit. begitulah sebuah tanggapan singkat namun membuat saya berpikir lumayan jauh.

memang benar. menjadi seorang yang hanya mencari amannya saja tidaklah cukup. mungkin itu cukup namun hanya bagi kita saja. namun, apakah seperti itu saja tujuan hidup ini? mencari kedamain SENDIRI dan melenyapkan diri dari dunia sosial ini tanpa mau tahu apa yang sedang terjadi dengan orang lain?

tidak ternyata. hal ini membuat saya jauh lebih sadar ketika saya membaca sebuah cerita di sebuah situs islami yang isinya juga menyinggung apa yang saya inginkan untuk hidup damai sendiri. (kok kebetulan sekali sih) diceritakan bahwa terdapat seorang muslim yang bekerja di Amerika dan mendapatkan gaji 3,5 miliar rupiah. dia juga rajin sholat meski tidak ada orang muslim di tempat kerjanya.
namun ternyata semua itu kurang menurut pendapat suami sang pencerita itu. mengapa demikian?
hidup seperti itu belum lengkap karena belum bisa berinteraksi dengan muslim lainnya.

“Ooo……. Jelas. Karena dalam surat Al-Ashr itu ‘kan disebutkan bahwa dalam manajemen waktu kita diperintahkan oleh Alloh SWT untuk menggunakannya dalam empat hal, pertama beriman kepada Alloh SWT, kedua beramal sholeh, ketiga saling menasihati untuk kebenaran, dan terakhir saling menasihati dalam hal kesabaran. Sedangkan dia ‘kan hanya bisa melaksanakan dua hal yang pertama.” begitulah potongan obrolan yang saya kutip dari cerita tersebut.

semakin ciut keinginan saya untuk hidup damai sendiri dan menjadi figuran dalam kehidupan ini. saya akui saat ini hidup saya damai dan bercukupan. namun ternyata itu kurang. saya perlu bersosial untuk menasihati dalam kesabaran dan kebenaran yang selama ini jarang saya lakukan meski dengan teman-teman serumah yang sesama muslim.
baiklah. saya ganti keinginan saya untuk menjadi seorang pembantu dalam cerita sebuah film. saya ingin menjadi pemeran utama yang selalu berada di setiap adegannya. tidak cukup ternyata untuk menjadi damai sendiri. saya harus melakukan sesuatu untuk orang lain. apapun itu. meski kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...